Rusia Mulai Rekrut Tentara dari Negara Tetangga dan Asia untuk Bantu Perangi Ukraina
Selasa, 5 September 2023 – 00:04 WIB
VIVA Dunia – Rusia mulai merekrut migran dari Asia Tengah dan negara-negara tetangganya untuk ikut menjadi tentara negara mereka dalam perang melawan Ukraina, menurut intelijen Inggris.
Baca Juga :
KTT ASEAN Digelar Besok, Ini Deretan Kepala Negara yang Hadir
Rusia menghindari mobilisasi domestik dengan merekrut lebih banyak orang asing dan pekerja migran untuk perang melawan Ukraina. Kampanye untuk “mengeksploitasi” pekerja migran dan merekrut laki-laki dari negara-negara tetangga mendahului pemilihan presiden Rusia yang akan datang pada tahun 2024.
“Langkah ini memungkinkan Kremlin untuk memperoleh personel tambahan untuk upaya perangnya di tengah meningkatnya korban dan menghindari tindakan mobilisasi domestik lebih lanjut yang tidak popular, menjelang pemilihan presiden tahun 2024,” menurut Kementerian, melansir Insider, Senin 4 September 2023.
Baca Juga :
Rusia Rekrut Warga Asing untuk Ikut Perang di Ukraina, Segini Gajinya
VIVA Militer: Tentara bayaran PMC Wagner Group Rusia
Tujuan Rusia adalah menghindari mobilisasi umum yang tidak populer sebelum pemilihan presiden tahun depan, kata kementerian tersebut.
Baca Juga :
Moskow Semakin Terdesak, Ukraina Tembus Pertahanan Pertama Rusia Dekat Zaporizhzhia
Korban militer di Rusia mendekati angka 300.000 jiwa, yang mana 120.000 di antaranya tewas dan 180.000 lainnya luka-luka, kata para pejabat AS bulan lalu.
Iklan perekrutan militer Rusia telah menargetkan para tentara Armenia dan Kazakstan, terutama etnis Rusia dari wilayah Kostanay, sejak akhir Juni. Iklan tersebut menawarkan uang muka sebesar s495.000 rubel ($5.140 atau Rp77 juta) dan gaji awal sebesar 190.000 rubel ($1.973 atau Rp28 juta).
Status pekerja migran kini sedang dimanfaatkan. Mereka ditawari “kewarganegaraan jalur cepat” jika mereka bergabung dalam perjuangan tentara Rusia di Ukraina, dengan gaji hingga $4.160 atau Rp62 juta.
Beberapa migran dimanfaatkan, dimana paspor para pekerja Uzbekistan dilaporkan disita di Mariupol yang diduduki Rusia dan ditekan untuk bergabung dengan militer dan berperang melawan Ukraina.
Selain itu, menurut Kementerian Pertahanan Inggris, terdapat lebih dari enam juta migran Asia Tengah di Rusia, yang semuanya merupakan “calon rekrutan” di mata Kremlin. “Setidaknya ada 6 juta migran dari Asia Tengah di Rusia, yang kemungkinan besar dianggap oleh Kremlin sebagai calon rekrutan,” kata Kementerian Pertahanan pada hari Minggu dalam pembaruan intelijen terbarunya.
Halaman Selanjutnya
Status pekerja migran kini sedang dimanfaatkan. Mereka ditawari “kewarganegaraan jalur cepat” jika mereka bergabung dalam perjuangan tentara Rusia di Ukraina, dengan gaji hingga $4.160 atau Rp62 juta.