MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 LOGIN BARON69 RONIN86 DINASTI168
Search for:
  • Home/
  • Dunia/
  • Tunjuk Kekuatan pada Tiongkok, Indonesia-ASEAN Latihan Militer Bersama Dekat Laut China Selatan
VIVA Militer: Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Laut China Selatan

Tunjuk Kekuatan pada Tiongkok, Indonesia-ASEAN Latihan Militer Bersama Dekat Laut China Selatan

0 0
Read Time:3 Minute, 18 Second

Kamis, 28 September 2023 – 04:28 WIB

Jakarta – Indonesia menjadi tuan rumah latihan bersama untuk pertama kalinya militer negara Asia Tenggara bernama ASEAN Solidarity Exercise (Asex-01) Natuna.

Baca Juga :

Kerokan, Tradisi Pengobatan Kuno dari China yang Populer di Indonesia

Kesepuluh anggota ASEAN ditambah calon anggota ke-11, Timor Leste (sebagai pengamat), akan terlibat penuh dalam pelatihan non-tempur selama lima hari di sekitar perairan Kepulauan Batam dan Natuna dekat Laut China Selatan, yang dimulai Selasa (19/9).

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono-lah yang mencetuskan ide Asex-01 Natuna dalam pertemuan para panglima pertahanan ASEAN di Bali, pada Juni lalu.

Baca Juga :

Epic, Pembukaan Asian Games 2023 di China Pakai Kembang Api dan Pembawa Obor Virtual

VIVA Militer: Armada Angkatan Laut China (PLAN) di Laut China Selatan

Yudo Margono menyebut bahwa latihan bersama ini sebagai upaya meningkatkan stabilitas regional, dan meningkatkan perekonomian negara. Latihan bersama ASEAN ini dilakukan tiga minggu setelah Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok mengeluarkan ‘Peta Standar Tiongkok Edisi 2023.’

Baca Juga :

Di Hadapan Pemimpin AL Dunia, KSAL Muhammad Ali Tegaskan Pentingnya Jaga Stabilitas Kawasan

Di peta baru dengan 10 garis-putus-putus, menunjukkan klaim ekspansif Tiongkok atas sebagian besar Laut China Selatan, termasuk wilayah zona ekonomi eksklusif beberapa negara ASEAN termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Sementara di luar negara-negara ASEAN, India dan Taiwan juga keberatan dengan peta tersebut. Merespons hal ini, Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (CENTRIS) menilai langkah Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sangat cerdas, di tengah polemik peta baru yang dikeluarkan Beijing 28 Agustus lalu.

Peneliti senior CENTRIS, AB Solissa, mengatakan latihan itu dapat semakin mempererat hubungan antar 10 negara ASEAN dalam menghadapi tantangan global dunia, salah satunya klaim sepihak Beijing di bidang kemaritiman.

“Pertama, kita dan negara-negara ASEAN tentunya sangat mengapresiasi langkah cerdas Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono menginisiasi ASEX-01 Natuna di tengah polemik peta baru yang diklaim sepihak oleh China,” kata AB Solissa kepada wartawan, Rabu, 27 September 2023.

Apalagi Yudo Margono, lanjut AB Solissa, menekankan sekaligus berharap kegiatan bersama 10 negara-negara ASEAN ini akan mempertajam kemampuan dalam memelihara perdamaian, kesejahteraan, serta keamanan di kawasan ASEAN.

Dengan latar belakang Tiongkok merilis peta yang diperluas itu menunjukkan bahwa zona ekonomi eksklusif Filipina, Vietnam, Indonesia, dan Malaysia di Laut Cina Selatan adalah milik Beijing. Oleh sebab itu, CENTRIS menilai latihan angkatan laut yang dilakukan oleh angkatan bersenjata 10 negara anggota ASEAN merupakan hal sangat penting.

Peta baru China 2023, caplok wilayah India, Taiwan hingga Laut China Selatan

Meskipun Panglima TNI menyebut latihan angkatan laut ASEAN sebagai latihan non-tempur, latihan tersebut dilakukan di Laut Natuna, yang tak lain wilayah perairan sempit di ZEE Indonesia dan di sebelah Selatan Laut Cina Selatan yang kontroversial.  

“Banyak ahli melihat latihan yang dilakukan negara-negara ASEAN, sebagai cara untuk menunjukkan persatuan di saat integritas wilayah mereka berada di bawah ancaman dari sikap tegas Tiongkok,” ujar AB Solissa.

Berbeda dengan negara-negara ASEAN, untuk mendukung klaimnya atas Laut Cina Selatan, Beijing tidak hanya menggunakan propaganda bertegangan tinggi, namun juga melakukan militerisasi besar-besaran terhadap wilayah tersebut.

“Selain itu, ada informasi yang menyebutkan milisi nelayan Tiongkok, yang beroperasi secara gerombolan, dan berkoordinasi dengan pihak berwenang Tiongkok di Laut Cina Selatan, sering mengintimidasi kapal angkatan laut negara-negara ASEAN,” ungkap AB Solissa.

AB solissa juga menyebut Pengadilan Arbitrase PBB telah memutuskan bahwa sembilan garis putus-putus Tiongkok, batas yang digunakan oleh Beijing pada peta Tiongkok untuk menggambarkan klaimnya, tidak sah. 

Namun Beijing menolak keputusan tersebut dan bersikeras bahwa pihaknya memiliki yurisdiksi atas semua wilayah yang berada dalam garis putus-putus itu.

“Dengan mempertimbangkan perkembangan tersebut, langkah negara-negara ASEAN untuk mengadakan latihan maritim bersama di perairan dekat Laut Cina Selatan dipandang untuk menyampaikan pesan kuat kepada Beijing bahwa negara-negara Asia Tenggara bersatu dan siap menghadapi tantangan apa pun,” pungkas AB Solissa.

Halaman Selanjutnya

Peneliti senior CENTRIS, AB Solissa, mengatakan latihan itu dapat semakin mempererat hubungan antar 10 negara ASEAN dalam menghadapi tantangan global dunia, salah satunya klaim sepihak Beijing di bidang kemaritiman.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
COCOL88 GACOR77 RECEH88 NGASO77 TANGO77 PASUKAN88 MEWAHBET MANTUL138 EPICWIN138